Total Tayangan Halaman

Selasa, 28 April 2009

Leptospirosis Pada Anjing

Leptospirosis merupakan penyakit bakterial yang disebabkan oleh agen genus Leptospira (Ettinger & Feldman 1995). Leptospirosis tersebar di seluruh dunia yang merupakan penyakit zoonosis yang sangat diperhatikan. Terdapat dua serotipe dari Leptopira yang penting pada anjing yaitu; 1) Serotipe Canicola yang berhubungan erat dengan kejadian nefritis interstisialis akut dan 2) Serotipe icterohaemorrhagie yang berhubungan dengan kejadian jaundice dan hemoragi. Perbedaan antara kedua serotipe ini disimpulkan bahwa serotipe canicola berhubungan dengan jaundice dan serotipe icterohaemorrhagie berhubungan dengan penyakit ginjal (Noel dan Latimer 2008). Leptospirosis pada anjing selalu berkaitan dengan gagal ginjal akut dan penyakit hati yang disertai dengan jaundice (Ettinger & Feldman 1995).

Perubahan PA yang merupakan patognomonis dari penyakit ini meliputi hepatitis, ikhterus, nefritis interstitialis dan pendarahan multiorgan. Menurut Noel dan Latimer (2008) Leptospira dapat menyerang berbagai organ antara lain ginjal, hati, limpa, sistem saraf pusat (SSP), mata, dan organ reproduksi.

Patogenesa penyakit ini diawali dengan anjing terinfeksi Leptospira melalui kontak dengan urin hewan yang terinfeksi sebelumnya, air yang terkontaminasi Leptospira dari urin tikus, kopulasi, gigitan dan daging yang terinfeksi Leptospira (Noel dan Latimer 2008). Leptospira masuk ke dalam tubuh hewan melalui kulit yang luka atau membran mukosa kemudian masuk ke pembuluh darah. Bakteremia ini dapat merusak pembuluh darah dan melisiskan darah. Leptospira memiliki enzim lipase yang ekan merusak membran sel darah dan sel endotel hal inilah yang menyebabkan terjadinya pendarahan multi organ. Lisisnya sel darah merah membuat limpa meningkatkan kerjanya untuk melakukan destruksi sel darah merah yang menyebabkan terjadinya peningkatan bilirubin tak terkonjugasi dalam darah yang menyebabkan terjadinya ikhterus. Selain ikhterus pre hepatik, leptospirosis juga menyebabkan ikhterus hepatik karena rusaknya sel-sel hati dan ikhterus post-hepatik karena tersumbatnya duktus choledukus oleh bakteri tersebut dan reruntuhan sel dinding duktus. Bakteri ini tersebar di beberapa organ tubuh penting antara lain ginjal, hati, SSP, limpa, mata, dan organ reproduksi. Tubuh dapat bereaksi terhadap infeksi Leptospira dengan memproduksi antibodi. Umumnya Leptospira dapat dieliminasi dari sebagian besar organ oleh antibodi yang diproduksi tubuh. Namun keberadaan Leptospira di ginjal sulit dieliminasi, karena ginjal khususnya daerah glomerulus merupakan daerah yang jarang ditemukan antibodi karena ukuran antibodi yang tidak dapat melewati filtrat glomerulus (Ettinger & Feldman 1995). Berdasarkan anamnese, dikatakan bahwa anjing telah menjalani vaksinasi terhadap leptospira. Munculnya leptospirosis pada hewan yang telah divaksinasi dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya kegagalan vaksinasi, kegagalan tubuh membentuk antibodi karena imunosupresif ataupun anjing terinfeksi leptospira dari serevoar lain yang tidak terdapat dalam vain. Pada kondisi ini, Leptospira dapat keluar bersama urin selama beberapa bulan hingga tahunan. Keparahan lesio organ tergantung pada virulensi agen dan kerentanan hewan sebagai induk semang (Noel dan Latimer 2008). Penularan banyak terjadi saat musim hujan atau dalam keadaan lembab (Hines 2006).

Daftar Pustaka

Ettinger SJ, Feldman EC. 1995. Textbook of Veterinary Internal Medicine-Diseases of the Dog and Cat. 4th Edition. Volume 2. Philadelphia: WB Saunders Company.

Hines R. 2006. Leptospirosis in Dogs. http://www.2ndchance.info/leptospirosis. htm. [25 April 2009].

Noel S, Latimer KS. 2008. An Overview of Canine Leptospirosis. http://www.vet. uga.edu/vpp/CLERK/noel/. [25 April 2009].


1 komentar:

elm mengatakan...

terima kasih ya infonya...

---
Jika Anda membutuhkan info tentang kampus STMIK silahkan klik website kami di http://jak-stik.ac.id

Mengenai Saya

Foto saya
Depok, Jawa Barat, Indonesia
Veterinarian in PDHB drh. Cucu, dkk