Total Tayangan Halaman

Rabu, 27 Oktober 2010

PYOMETRA

Pyometra adalah akumulasi eksudat purulent dalam uterus. Mekanisme terjadinya pyometra dapat terjadi akibat gangguan hormonal dan infeksi bakteri. Gangguan hormonal berupa exposure estrogen yang tinggi dan diikuti dengan tingginya progestreon yang berlangsung secara berulang-ulang tanpa adanya kebuntingan maka akan menyebabkan terjadinya Cystic Endometrial Hiperplasi. Pyometra akibat infeksi bakteri terjadi pada saat hewan mengalami menstruasi dimana pada saat ini cairan yang dikeluarkan merupakan media yang baik untuk perkembangbiakan bakteri sehingga saat servix terbuka bakteri akan masuk.

Kejadian pyometra sering terjadi pada hewan yang berumur diatas 6 tahun, pada hewan muda (1-3 thn) kejadian pyometra dapat terjadi akibat pemberian hormon estrogen (mis. suntik KB) dan kejadian pyometra dapat dilihat 4 – 10 minggu setelah menstruasi. Pyometra ada dua jenis yaitu tertutup dan terbuka. Pyometra tertutup dapat terlihat dengan adanya pembesaran abdominal, dehidrasi, azotemia, shock, hypotermia atau hypertemia, muntah, banyak minum (polidipsia) banyak pipis (poliuria); sedangkan temuan klinis pyometra terbuka adalah adanya discharge purulent (nanah) sampai hemopurulent (nanah bercampur darah) dari vagina, lemas, depresi, tidak mau makan, polyuria, muntah, dan kadang diikuti dengan diare.

Diagnosis penyakit pyometra ini didasarkan adanya kotoran yang keluar dari alat kelamin secara tidak teratur (pyometra terbuka). Pada anjing, perabaan dengan tangan pada kedua sisi bagian perut dapat membantu diagnosa. Perut anjing yang mengalami pyometra akan teraba besar dan kencang. Pyometra dari pengamatan luar dapat dikelirukan dengan kebuntingan karena keduanya menyebabkan pembesaran perut. Namun diagnosa dapat diperkuat dengan USG, Xray, pemeriksaan darah (hematologi dan kimia darah), yang memberikan gambaran leukositosis, kadang disertai dengan anemia, hypoalbuminemia darah berkurang.

Pengobatan terhadap pyometra pada anjing dapat dilakukan dengan beberapa pilihan, yaitu :

1. Pemberian antibiotik amcillin 100 mg/ml dosis 10 – 22 mg/kg BB yang bersifat broad spektrum untuk menghambat terjadinya infeksi sekunder atau dapat juga dengan antibiotik Bactrim ® 480 gram yang diberikan dengan dosis 15mg/kg bb dua kali sehari. Bactrim ® berisi preparat trimethoprim atau sulfamethoxazole yang berfungsi sebagai anti bakteri yang memiliki daya kerja pada organ genitalia. Selain itu Bactrim ® juga memiliki daya kerja pada organ saluran urinarius sehingga dapat mengobati infeksi saluran urinarius. selain itu diberikan Ringer Laktat untuk mencegah terjadinya shock dan dehidrasi. Baytril ® (enrofloxacin) juga merupakan salah satu drug of choice pada kasus ini.

2. Ovariohysterctomy (OH)

OH merupakan terapi yang sangat dianjurkan dan terbaik untuk mengatasi pyometra. Prinsip operasi OH yaitu membuang ovarium dan uterus. Dengan membuang rahim dan indung telur maka sumber masalah sudah kita buang. Selanjutnya penanganan post operasi yang menentukan tingkat keberhasilan. Masa kritis post operasi pyometra sekita 3 hari post op. Apabila dalam 3 hari perkembangan menunjukan kemajuan yang cukup baik maka tingkat kesembuhan juga tinggi. dan berlaku sebaliknya.

3. Untuk anjing yang mempunyai nilai ekonomis tinggi (breeding) terapi yang dapat dilakukan dengan pemberian Prostaglandin (PGF). Penyuntikan prostaglandin dapat meningkatkan kontraksi myometrium, relaksasi servix, sehingga dapat dilakukan flushing (Namun terapi ini tidak dianjurkan dan jarang dilakukan karena tingkat keberhasilannya yg cukup rendah)

Pencegahan terbaik agar anjing anda tidak terkena penyakit ini adalah melakukan sterilisasi (pengangkatan rahim) pada anjing/kucing betina yang tidak diinginkan keturunannya (bukan untuk breeding). selain itu menjaga kebersihan kandang terutama saat anjing sedang loops (mens) sangatlah penting agar tidak terjadi infeksi secara ascendens. Jangan melakukan suntik KB pada anjing atau kucing anda. Sterilisasi tetap cara terbaik untuk mencegah kebuntingan yg tidak diinginkan.

Vaksinasi pada anjing

Semenjak resmi menyandang gelar drh. banyak sekali pertanyaan datang kepada saya tentang kesehatan hewan (mmh.. bisa dibilang "konsult colongan" :-))

setelah saya menyimak secara seksama (bahasa selalu bisa lebih memiliki "power" daripada tindakan) pertanyaan yg paling sering muncul adalah tentang vaksinasi. Okeh bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang vaksinasi pada hewan kesayangan. Mungkin untuk saat ini saya akan mengulas tentang vaksinasi pada anjing.

  • Vaksin adalah?? dan Vaksinasi adalah??
Menurut kamus istilah kedokteran karangan dr. Difa Danis, vaksin adalah suspensi mikroorganisme yang dilemahkan dan dimatikan (bakteri, virus atau riketsia), yang diberikan untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit menular. Prinsip kerja vaksin sendiri adalah merangsang pembentukan antibodi terhadap mikroorganisme yang dijadikan vaksin, sehingga diharapkan antibodi yang terbentuk nantinya akan mampu melawan apabila ada "serangan" dari mikroorganisme tersebut. Sementara itu, vaksinasi adalah suatu proses atau tindakan memasukkan vaksin kedalam tubuh dengan tujuan agar tubuh membentuk antibodi terhadap mikroorganisme yang terkandung pada vaksin yg digunakan.

  • Seberapa pentingnya-kah vaksinasi pada anjing??
Jawabannya adalah SANGAT PENTING... kenapa begitu?? karena negara tropis spt Indonesia kita tercinta ini memungkinkan untuk banyak mikroorganisme bisa bertahan hidup dilingkungan dalam waktu yang lama. Secara umum vaksinasi pada anjing meliputi vaksinasi terhadap beberapa microorganisme seperti parvo virus (virus penyebab muntaber pd anjing), virus distemper (gejalanya variatif jadi tidak mungkin dijelaskan di post yg ini :p), parainfluensa, Canine viral hepatitis, leptospira dan rabies. Ke enam microorganisme tersebut memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang bervariatif tapi kesemuanya tetap merupakan microorganisme mematikan "utama" pada anjing dan 2 diantaranya bersifat zoonosis (penyakit yg dpt menular dr hewan ke manusia dan sebaliknya). FYI di klinik tempat saya bekerja sebagian besar dr anjing yg terkena salah satu dr mikroorganisme yg tersebut diatas umumnya anjing2 yang tidak memiliki riwayat vaksinasi yg bagus.

  • Kapankah saya harus melakukan vaksinasi terhadap anjing saya dan vaksin apa yg dapat saya berikan?
Pertanyaan ini sering saya dapatkan khususnya dari owner yang baru pertama kali memelihara anjing. Pada saat anjing berumur 6-8 minggu vaksinasi yang diberikan adalah vaksinasi DP (Distemper dan Parvovirus) kedua vaksinasi ini diberikan diawal karena umumnya kedua penyakit ini menyerang puppies dan sangat mematikan. Pada saat umur ini pula anjing sebaiknya diberikan obat cacing. Pada usia 10-12 minggu vaksinasi yg diberikan adalah vaksinasi PiBr (Parainfluenza dan Bordetella). Selanjutnya saat berusia 14-16 minggu vaksinasi yang diberikan adalah Vaksinasi DHLPPi (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis, Parvovirus dan parainfluenza). Pada usia 20 minggu vaksinasi yg diberikan adalah vaksinasi DHLPPi+R (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis, Parvovirus, parainfluenza dan Rabies)

  • Apa yg harus saya lakukan sebelum dan sesudah vaksinasi??
Seperti yg telah kita ketahui sebelumnya pada proses vaksinasi, kita memasukan bibit penyakit yg sudah dilemahkan dengan tujuan pembentukan antibodi. Pembentukan antibodi dapat terganggu apabila hewan dalam keadaan stress ataupun sedang mengidap penyakit (tidak sehat). Oleh karena itu, penting untuk diingat "HANYA HEWAN YANG SEHAT YANG BOLEH DIVAKSIN". Kalimat ini merupakan SOP MUTLAK diklinik kami, sehingga sebelum dilakukan vaksinasi kami akan memastikan terlebih dahulu kondisi hewan yang akan divaksin. Berikut ini merupakan syarat2 hewan yang diperbolehkan untuk divaksin:
1. Apabila hewan baru dibeli atau berpindah kepemilikan, maka hewan setidaknya harus sdh berada selama seminggu di lingkungan pemilik barunya. Kenapa harus demikian?? pada saat hewan berpindah kepemilikan dan memasuki lingkungan baru maka hewan akan melakukan adaptasi dan umumnya akan meningkatkan tingkat stress pada hewan tersebut, dan ingat hewan yg dalam keadaan stress tidak akan membentuk antibodi secara sempurna sehingga umumnya titer antibodi yg dihasilkan hanya sedikit dan vaksinasi dinyatakan gagal.
2. Hewan harus aktif, lincah, nafsu makan bagus, kondisi pup yang bagus, dan tidak ada gejala2 penyakit tertentu. Kesemua hal tersebut yang membuat dokter di klinik kami terkesan "Cerewet" karena terlalu banyak pertanyaan, tapi harus diingat sekali lagi
"HANYA HEWAN YANG SEHAT YANG BOLEH DIVAKSIN" :))
3. hewan harus memiliki suhu tubuh yg normal (38-39.3 oC) dan bebas dari cacing yang dibuktikan dari pengambilan sampel feces dan diperiksa dibawah mikroskop.
4. Setelah semuanya terpenuhi barulah vaksinasi dilakukan. proses pembentukan antibodi umumnya berlangsung selama 10-14 hari sehingga dalam kurun waktu tersebut anjing harus selalu dijaga agar tidak stress dan tidak boleh dimandikan. untuk anak anjing sebelum vaksinasi lengkap sebaiknya tidak dimandikan dulu.
5. jangan biarkan anjing berkontak dengan hewan baru yg tidak jelas status kesehatan dan vaksinasinya.
6. berikan anjing makanan yg bergizi dan bantu dengan pemberian vitamin atau suplement lainnya yg dapat membantu proses pembentukan antibodi.


Mungkin untuk post kali ini itu saja karena tidak terasa sekarang sudah pukul 00:55 dan saya harus kembali istirahat agar besok bisa kembali memberikan pelayanan kepada pasien2 saya di rawat inap. Semoga membantu.. kalau ada pertanyaan boleh langsung ditanyakan via comment. c ya....


Mengenai Saya

Foto saya
Depok, Jawa Barat, Indonesia
Veterinarian in PDHB drh. Cucu, dkk