Pyometra adalah akumulasi eksudat purulent dalam uterus. Mekanisme terjadinya pyometra dapat terjadi akibat gangguan hormonal dan infeksi bakteri. Gangguan hormonal berupa exposure estrogen yang tinggi dan diikuti dengan tingginya progestreon yang berlangsung secara berulang-ulang tanpa adanya kebuntingan maka akan menyebabkan terjadinya Cystic Endometrial Hiperplasi. Pyometra akibat infeksi bakteri terjadi pada saat hewan mengalami menstruasi dimana pada saat ini cairan yang dikeluarkan merupakan media yang baik untuk perkembangbiakan bakteri sehingga saat servix terbuka bakteri akan masuk.
Kejadian pyometra sering terjadi pada hewan yang berumur diatas 6 tahun, pada hewan muda (1-3 thn) kejadian pyometra dapat terjadi akibat pemberian hormon estrogen (mis. suntik KB) dan kejadian pyometra dapat dilihat 4 – 10 minggu setelah menstruasi. Pyometra ada dua jenis yaitu tertutup dan terbuka. Pyometra tertutup dapat terlihat dengan adanya pembesaran abdominal, dehidrasi, azotemia, shock, hypotermia atau hypertemia, muntah, banyak minum (polidipsia) banyak pipis (poliuria); sedangkan temuan klinis pyometra terbuka adalah adanya discharge purulent (nanah) sampai hemopurulent (nanah bercampur darah) dari vagina, lemas, depresi, tidak mau makan, polyuria, muntah, dan kadang diikuti dengan diare.
Diagnosis penyakit pyometra ini didasarkan adanya kotoran yang keluar dari alat kelamin secara tidak teratur (pyometra terbuka). Pada anjing, perabaan dengan tangan pada kedua sisi bagian perut dapat membantu diagnosa. Perut anjing yang mengalami pyometra akan teraba besar dan kencang. Pyometra dari pengamatan luar dapat dikelirukan dengan kebuntingan karena keduanya menyebabkan pembesaran perut. Namun diagnosa dapat diperkuat dengan USG, Xray, pemeriksaan darah (hematologi dan kimia darah), yang memberikan gambaran leukositosis, kadang disertai dengan anemia, hypoalbuminemia darah berkurang.
Pengobatan terhadap pyometra pada anjing dapat dilakukan dengan beberapa pilihan, yaitu :
1. Pemberian antibiotik amcillin 100 mg/ml dosis 10 – 22 mg/kg BB yang bersifat broad spektrum untuk menghambat terjadinya infeksi sekunder atau dapat juga dengan antibiotik Bactrim ® 480 gram yang diberikan dengan dosis 15mg/kg bb dua kali sehari. Bactrim ® berisi preparat trimethoprim atau sulfamethoxazole yang berfungsi sebagai anti bakteri yang memiliki daya kerja pada organ genitalia. Selain itu Bactrim ® juga memiliki daya kerja pada organ saluran urinarius sehingga dapat mengobati infeksi saluran urinarius. selain itu diberikan Ringer Laktat untuk mencegah terjadinya shock dan dehidrasi. Baytril ® (enrofloxacin) juga merupakan salah satu drug of choice pada kasus ini.
2. Ovariohysterctomy (OH)
OH merupakan terapi yang sangat dianjurkan dan terbaik untuk mengatasi pyometra. Prinsip operasi OH yaitu membuang ovarium dan uterus. Dengan membuang rahim dan indung telur maka sumber masalah sudah kita buang. Selanjutnya penanganan post operasi yang menentukan tingkat keberhasilan. Masa kritis post operasi pyometra sekita 3 hari post op. Apabila dalam 3 hari perkembangan menunjukan kemajuan yang cukup baik maka tingkat kesembuhan juga tinggi. dan berlaku sebaliknya.
3. Untuk anjing yang mempunyai nilai ekonomis tinggi (breeding) terapi yang dapat dilakukan dengan pemberian Prostaglandin (PGF2α). Penyuntikan prostaglandin dapat meningkatkan kontraksi myometrium, relaksasi servix, sehingga dapat dilakukan flushing (Namun terapi ini tidak dianjurkan dan jarang dilakukan karena tingkat keberhasilannya yg cukup rendah)
Pencegahan terbaik agar anjing anda tidak terkena penyakit ini adalah melakukan sterilisasi (pengangkatan rahim) pada anjing/kucing betina yang tidak diinginkan keturunannya (bukan untuk breeding). selain itu menjaga kebersihan kandang terutama saat anjing sedang loops (mens) sangatlah penting agar tidak terjadi infeksi secara ascendens. Jangan melakukan suntik KB pada anjing atau kucing anda. Sterilisasi tetap cara terbaik untuk mencegah kebuntingan yg tidak diinginkan.